MAKALAH
BIOKIMIA
” Porfiria Intermiten Akut “
Kelompok
2 :
1. Aldo
Sugiharto A01001347
2. Ike Nur
Hidayati A01001348
3. Afitasari A01001349
4. Hanum A01001350
5. Yuli Sudianingrum A01001351
6. Erlin Puspa
Ninggar A01001352
7. Winda Febrianti A01001353
8. Retno Palupi A01001354
PRODI
DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Alloh SWT, karena penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar. Makalah ini dimaksudkan
untuk tugas mata kuliah biokimia.
Saya
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini, diantaranya kepada:
1.
Ida Betanursanti, selaku
pembimbing mata kuliah Biokimia
2.
Orang tua yang selalu memotivasi
kami dalam belajar
3.
Teman-teman yang selalu memberi kritik dan saran.
Saya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu kami minta kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca demi kemaslahatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada para
pembaca mengenai Porfiria
Intermiten Akut.
Gombong, 13 April 2011
Penulis
PORFIRIA INTERMITEN AKUT
A. DEFINISI
Porfiria Intermiten Akut (Acute Intermittent Porphyria) merupakan porfiria akut yang paling sering ditemukan, yang menyebabkan gejala-gejala neurologis
B. PENYEBAB
Porfiria intermiten akut adalah porfiria hepatik yang disebabkan oleh kekurangan enzim porfobilinogen deaminase, yang juga dikenal sebagai enzim hidroksimetilbilane sintase.
Kekurangan enzim ini diwariskan dari salah satu orangtua, tetapi sebagian besar dari mereka yang mewarisi kelainan ini tidak pernah menunjukkan gejala-gejala. Porfiria intermiten akut terjadi pada semua ras, namun lebih sering pada orang-orang Eropa Utara.
Faktor-faktor lainnya (obat-obatan, hormon atau diet) dapat mengaktifkan penyakit ini dan menimbulkan gejala-gejala. Berbagai obat (termasuk barbiturat, obat anti kejang dan antibiotik sulfonamid) dapat menimbulkan serangan. Hormon (progesteron dan steroid lainnya), diet rendah kalori-rendah karbohidrat serta pemakaian alkohol yang berlebihan dapat mempercepat timbulnya gejala. Ketegangan yang terjadi akibat infeksi, penyakit lain, pembedahan atau tekanan psikis juga kadang mempengaruhi terjadinya penyakit ini.
Biasanya pemicu serangan adalah kombinasi dari beberapa faktor tersebut. Kadang-kadang faktor penyebab serangan tidak dapat diketahui.
C. GEJALA
Gejala-gejala yang terjadi pada serangan akut ini berlangsung selama beberapa hari atau lebih. Serangan timbul setelah pubertas dan lebih sering terjadi pada wanita. Pada beberapa wanita, serangan terjadi pada saat pertengahan siklus menstruasi. Nyeri perut merupakan gejala yang paling sering terjadi. Gejala-gejala saluran pencernaan yang timbul dapat berupa mual, muntah, konstipasi (sembelit) atau diare dan perut kembung. Kandung kemih dapat terganggu sehingga penderita mengalami kesulitan dalam berkemih. Bisa juga terjadi peningkatan denyut jantung, tekanan darah tinggi, berkeringat dan kegelisahan. Gejala-gejala tersebut merupakan akibat dari efek terhadap sistem saraf.
Saraf yang mengatur otot dapat mengalami kerusakan, menyebabkan kelemahan yang biasanya dimulai di bahu dan lengan. Kelemahan yang terjadi dapat dengan cepat menyebar ke seluruh otot, termasuk otot-otot pernafasan. Gemetar dan kejang juga dapat terjadi. Tekanan darah tinggi dapat terus berlanjut sesudah serangan hilang. Penyembuhan bisa terjadi dalam beberapa hari, walaupun penyembuhan total dari kelemahan otot yang berat memerlukan waktu sampai beberapa bulan atau tahun.
D. DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan kadar kedua prekursor heme (asam delta-aminolevulinat dan porfobilinogen) dalam air kemih.
Selama serangan, kadarnya sangat tinggi dan tetap tinggi pada penderita yang mengalami serangan ulang.
Prekursor ini bisa membentuk porfirin yang berwarna kemerahan dan bahan lainnya yang berwarna kecoklatan.
Karena itu air kemih bisa berubah warna, terutama setelah berdiri dibawah cahaya.
Perubahan warna air kemih ini juga merupakan pentunjuk diagnostik yang penting.
E. PENGOBATAN
Serangan berat diobati dengan heme secara intravena. Di Amerika, heme tersedia dalam bentuk hematin. Sediaan lainnya adalah heme arginat, yang memiliki efek samping lebih kecil namun masih dalam tahap penelitian. Heme akan diambil di hati, sebagai pengganti dari pembuatan heme yang berkurang. Kadar asam delta-aminolevulinat dan porfobilinogen dalam darah dan urin akan berkurang dan gejala akan membaik, biasanya dalam beberapa hari. Jika pengobatan ditunda, penyembuhan akan berlangsung lebih lama dan bisa terjadi kerusakan saraf yang menetap. Pemberian gukosa secara intravena dan diet tinggi karbohidrat juga dapat membantu, tetapi kurang efektif jika dibandingkan dengan pemberian heme. Nyeri dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan sampai penderita memberikan respon terhadap pemberian heme atau glukosa.
Serangan berat diobati dengan heme secara intravena. Di Amerika, heme tersedia dalam bentuk hematin. Sediaan lainnya adalah heme arginat, yang memiliki efek samping lebih kecil namun masih dalam tahap penelitian. Heme akan diambil di hati, sebagai pengganti dari pembuatan heme yang berkurang. Kadar asam delta-aminolevulinat dan porfobilinogen dalam darah dan urin akan berkurang dan gejala akan membaik, biasanya dalam beberapa hari. Jika pengobatan ditunda, penyembuhan akan berlangsung lebih lama dan bisa terjadi kerusakan saraf yang menetap. Pemberian gukosa secara intravena dan diet tinggi karbohidrat juga dapat membantu, tetapi kurang efektif jika dibandingkan dengan pemberian heme. Nyeri dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan sampai penderita memberikan respon terhadap pemberian heme atau glukosa.
F. PENCEGAHAN
Serangan porfiria intermiten akut dapat dicegah dengan mempertahankan asupan makanan yang baik dan menghindari obat-obatan yang dapat memicu serangan.
Mengurangi makanan untuk menurunkan berat badan dengan cepat harus dihindari.
Heme dapat digunakan untuk mencegah serangan, namun sampai saat ini belum ada sediaan standar. Serangan premenstrual pada wanita dapat dicegah dengan pemberian salah satu analog GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang digunakan untuk pengobatan endometriosis, namun pengobatan ini masih dalam tahap penelitian.
Serangan porfiria intermiten akut dapat dicegah dengan mempertahankan asupan makanan yang baik dan menghindari obat-obatan yang dapat memicu serangan.
Mengurangi makanan untuk menurunkan berat badan dengan cepat harus dihindari.
Heme dapat digunakan untuk mencegah serangan, namun sampai saat ini belum ada sediaan standar. Serangan premenstrual pada wanita dapat dicegah dengan pemberian salah satu analog GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang digunakan untuk pengobatan endometriosis, namun pengobatan ini masih dalam tahap penelitian.
PENUTUP
KESIMPULAN
-
Porfiria Intermiten Akut
adalah (Acute Intermittent Porphyria) merupakan
porfiria akut yang paling sering ditemukan, yang menyebabkan gejala-gejala neurologis
(gejala-gejala saraf).
-
Penyebab Porfiria
intermiten akut adalah porfiria hepatik yang disebabkan oleh kekurangan enzim
porfobilinogen deaminase, yang juga dikenal sebagai enzim hidroksimetilbilane
sintase. Faktor-faktor lainnya (obat-obatan, hormon atau diet) dapat
mengaktifkan penyakit ini dan menimbulkan gejala-gejala. Berbagai obat (termasuk barbiturat, obat anti kejang dan antibiotik
sulfonamid) dapat menimbulkan serangan.
-
Serangan porfiria intermiten akut
dapat dicegah dengan mempertahankan asupan makanan yang baik dan menghindari
obat-obatan yang dapat memicu serangan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11194-porfiria-intermiten-akut/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar