Menu

welcome

Rawatlah Pasienmu Dengan Ikhlas Dan Penuh Rasa Tanggung Jawab

Kamis, 19 April 2012

Perawatan Post Op Katarak



Pemberian Tetes, Salep Mata dan Balutan Post Op Katarak
     A. Tetes Mata
1.      Indikasi
a.       Antiinfeksi
Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi digunakan pada gangguan mata karena adanya infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing ke dalam kornea mata atau kornea mata luka/ulkus.
Kandungan obat antiseptik dan antiinfeksi mata selain pembawa yang harus steril dan inert (tidak menimbulkan efek pada mata atau tidak bereaksi dengan zat aktifnya/obat) dalam bentuk tetes atau salep, juga zat aktifnya merupakan antibiotik/antiseptik atau antivirus dengan berbagai golongan.
b.      Antiinflamasi

Peradangan pada mata sering disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur dan alergi. Gejala yang dirasakan pasien misalnya mata berair dan gatal, tampak kemerahan, adanya secret/kotoran mata, silau,  buram atau kelopak mata bengkak. Pengobatan bergantung kepada penyebabnya dapat berupa antibiotika,anti inflamasi, anti alergi, anti jamur dan anti virus.
c.       Midriatik dan cyclopegic
Digunakan untuk memperlebar pupil mata, biasanya digunakan bila akan dilakukan pemeriksaan pada mata untuk melihat detail mata.
Tetes mata midriatik secara temporer akan menstimulasi pelebaran otot iris pada mata.
Midriatik biasa digunakan untuk alasan berikut ini:
1.   Relaksasi otot lensa mata dalam melakukan fokus mata.
2.   Dalam operasi mata untuk menghindari luka gores dengan memperlebar pupil mata (misal: operasi katarak).
3.   Untuk menghindari operasi katarak pada penderita katarak kecil yang masih kecil.
4.   Post operatif Glaukoma.
5.   Pada anak-anak penderita amblyopia (mata malas), midriatik  digunakan sebagai terapi untuk memburamkan pandangan mata agar otak anak terstimulasi.
Penggunaan Midriatik menyebabkan pelebaran pupil mata sehingga lebih sensitif terhadap cahaya. Oleh sebab itu penggunaan kacamata UV dapat membantu.
d.      Miotik anti galukoma
Miotik digunakan dengan tujuan konstriksi/memperkecil pupil mata. Obat jenis ini bertolak belakang dengan penggunaan tetes mata midriatik. Sedangkan antiglaukoma digunakan untuk mencegah peningkatan Tekanan Intra Okular yang berakibat pada perubahan patologis optik mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
e.       Anestetik local
Anastetik local mata biasa digunakan untuk menimbulkan kekebalan atau mati rasa. Biasanya digunakan sebelum mengukur tekanan pada mata, menghilangkan objek asing dari mata dan sebelum melakukan beberapa pemeriksaan mata. Efek dari tetes mata anastetik biasanya selama 20 menit.
f.       Tonik
Tonik mata berfungsi sebagai penyegar dan mengatasi kelelahan pada mata. Penggunaannya juga mampu mempertajam penglihatan.
2.      Kontraindikasi
Jangan digunakan pada penderita glaucoma.
3.      Hal yang diperhatikan
a.       Tetes mata jangan dihangatkan sebelum penetesan, karena panas dapat mempenagruhi kestabilan struktur kimia obat
b.      Laporkan pada dokter apabila setelah penetesan obat mata, klien mengeluh adanya iritasi kulit atau rasa panas / kaku karena mungkin merupakan petunjuk adanya alergi\
c.       perhatikan etiketnya.
d.      Perhatikan tanggal kadaluarsanya.
e.       Perhatikan adanya perubahan warna.
f.       Sebaiknya jangan digunakan jika telah terbuka selama tiga bulan (>2 bulan).
g.      Perhatikan, jika ada partikel-partikel sebaiknya jangan digunakan.
h.      Hindarkan kontaminasi.
i.        Khusus pada obat mata, tutup jangan sampai tertukar yaitu tutup hijau untuk miotik. Tutup merah untuk midriatik dan tutup putih untuk antibiotik, anestesi dan steroid.
4.      Prosedur tetes mata
Prosedur
Rasionalisasi
-        Cuci tangan
-        Pakai sarung tangan
-        Bersihkan mata dengan kapas basah lebih dulu jika ada secret
-        Cek nama obat, dosis dan tanggal kadaluwarsa obat
-        Anjurkan klien tengadah dan melihat keatas
-        Tarik kelopak bawah ke bawah melalui tulang pipi, pegang kulit palpebra bawah dengan ibu jari dan jari telunjuk serta tarik ke depan
-        Pegang botol seperti memegang pensil dengan ujung di bawah
-        Letakkan pergelangan tangan yang memegang botol pada pipi klien
-        Tekan botol secara pelan pada fornix inferior
-        Secara pelan lepaskan palpebra bawah
-        Instruksikan klien untuk menutup mata secara perlahan, jangan menekannya
-        Tunggu 5 – 10 menit sebelum meneteskan obat tetes yang lain
-        Menghilangkan mikroorganisme permukaan 
-        Melindungi dari pemajanan terhadap sekresi
-        Menjamin ketepatan medikasi (obat yang dapat mengalami perubahan struktur kimia)
-        Memposisikan kepala untuk jalan termudah pada struktur mata
-        Membentuk kantong tempat meneteskan obat mata
-        Memudahkan mengontrol botol
-        Mengarahkan botol ke bola mata tanpa menyentuh bola mata atau bulu mata
-        Memungkinkan tetesan jatuh kedalam kantong
-        Mencegah tumpahnya obat
-        Meratakan obat (penekanan menyebabkan obat tertekan ke dalam system nasolakrimalis yang menurunkan absorpsi obat
-        Meningkatkan absorpsi obat yang maksimal


B.     Salep Mata
1.      Pengertian
Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salep mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas.
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
Obat biasanya dipakai untuk mata untuk maksud efek lokal pada pengobatan bagian permukaan mata atau pada bagian dalamnya. Yang paling sering digunakan adalah larutan dalam air, tapi bisa juga dalam bentuk suspensi, cairan bukan air dan salep mata. Berbeda dengan salep dermatologi salep mata yang baik yaitu :
1.      Steril 
2.      Bebas hama/bakteri
3.      Tidak mengiritasi mata
4.      Difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan mata.
5.      Dasar salep harus mempunyai titik lebur/titik leleh mendekati suhu tubuh (Ansel,1989) hal 562
2.      Keuntungan dan kerugian
Sediaan mata umumnya dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam air yang ekuivalen. Hal ini disebabkan karena waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi. Salep mata dapat mengganggu penglihatan, kecuali jika digunakan saat akan tidur. Mengganggu penglihatan karena menimbulkan sensasi bayangan pada mata, Mengganggu penyembuhan kornea karena dapat menghambat pelepasan epitel kornea, Dapat menyebabkan dermatitis kontak.
3.      Basis salep mata
Dasar salep pilihan untuk salep mata harus tidak mengiritasi mata dan harus memungkinkan difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan mata. Dasar salep mata yang digunakan juga harus bertitik lebur yang mendakati suhu tubuh.
Dalam beberapa hal campuran dari petroletum dan cairan petrolatum (minyak mineral) dimanfaatkan sebagai dasar salep mata. Kadang-kadang zat yang bercampur dengan air seprti lanolin ditambahkan kedalamnya. Hal in memungkinkan air dan obat yang tidak larut dalam air bartahan selama sistem penyampaian (Ansel,1989) hal 562.
Oculenta, sebagai bahan dasar salep mata sering mengandung vaselin, dasar absorpsi atau dasar salep larut air. Semua bahan yang dipakai untuk salep mata harus halus, tidak enak dalam mata. Salep mata terutama untuk mata yang luka. Harus steril dan diperlukan syarat-syarat yang lebih teliti maka harus dibuat saksama.
Syarat oculenta adalah:
a.       Tidak boleh mengandung bagian-bagian kasar.
b.      Dasar salep tidak boleh merangsang mata dan harus memberi kemungkinan obat tersebar dengan perantaraan air mata.
c.       Obat harus tetap berkhasiat selama penyimpanan.
d.      Salep mata harus steril dan disimpan dalam tube yang steril
4.      Hal yang harus diperhatikan
-         Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas
-         Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan.
Zat anti mikroba yang dapat digunakan :
-        Klorbutanol dengan konsentrasi 0.5 % (Pharmaceutical exipient, 2006)
-        Paraben
-        Benzalkonium klorida dengan konsentrasi 0,01 – 0,02 % (Salvatore Turco et al, 1974).
-         Wadah salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan. Wadah salep mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama.
5.      Jenis salep mata
·         Kloramfenikol
Mengandung tidak kurang dari 97% dan tidak lebih dari 103% C11H12CL2N2O5.
Pemerian hablur halus membentuk jarum atau lempeng memanjang, putih hingga putih kelabu atau putih kekuningan, larutan praktis netral terhadap lakmus stabil dalam larutan netral atau larutan agak asam. Sukar larut dalm air dan mudah larut dalam etanol, dalam propilenglikol, dalam aseton dan dalam etil asetat.simpan dalam wadah tertutup rapat.
·         Adeps Lanae
Pemerian massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas. Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol panas, mudah larut dalam eter dan kloroform.simpan dalam wadah tertutup baik, sebaiknya pada suhu kamar terkendali
·         Parafin
Pemerian hablur tembus cahaya, atau agak buram, tidak berwarna atau putih, tidak berbau, tidak berasa,agak berminyak. Tidak larut dalam air, dan dalam etanol, mudah larut dalam kloroform, dalam eter, minyak menguap, dan dalam hampir semua jenis minyak lemak hangat, sukar larut dalam etanol mutlak. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan cegah pemaparan terhadap panas berlebih.


6.      Indikasi dan kontraindikasi
Ø  Indikasi                             : infeksi pada mata seperti takoma, blefaritis, keratitis, konjungtivitis
Ø  Efek samping                    : iritasi lokal, rasa gatal,reaksi hipersensitifitas, anemia aplasia, nyeri kepala, delirium
Ø  Kontraindikasi                  : Hipersensitifitas untuk penggunaan sistemik dan adanya riwayat toksisitas terhadap kloramfenikol
Ø  Dosis dan cara pakai         : 3– 4 kali seharidioleskan pada mata yang sakit, setidaknya pemakaian diteruskan 48 jam sesudah bagian yang sakit kembali normal
Ø  Interaksi obat                    : antiepilepsi, siklosforin, simetidin, kontrasepsi oral dan parasetamol
7.      Prosedur
-        Cucilah tangan anda. 
-        Jangan menyentuh ujung tube salep. 
-        Tengadahkan kepala sedikit miring ke belakang. 
-        Pegang tube salep dengan satu tangan dan tariklah pelupuk mata yang sakit ke arah bawah dengan tangan yang lain sehingga akan membentuk “kantung”. 
-        Dekatkan ujung tube salep sedekat mungkin dengan “kantung” tanpa menyentuhnya.
-        Bubuhkan salep sesuai dengan yang tertulis di etiket. 
-        Pejamkan mata selama 2 menit. 
-        Bersihkan salep yang berlebih dengan tissue. 
-        Bersihkan ujung tube dengan tissue lain
C.     Prosedur balutan post op katarak
1.      Alat dan bahan
-          Kasa
-          Plester
2.      Prosedur
Prosedur
Rasional
a.       Balutan non pressure
1.      siapkan peralatan.
2.      jelaskan prosedur pada klien.
3.      cuci tangan.
4.      instruksikan klien menutup mata secara perlahan.
5.      etakkan kasa pada mata yang tertutup.
6.      rekatkan plester dari pipi ke dahi secara diagonal. Tarik plester sedikit/ secukupnya dengan menarik pipi sedikit ke atas
7.      tutup kasa dengan plester tumpang-tindih.
b.      Balutan pressure
1.      siapkan peralatan
2.      cuci tangan.
3.      instruksikan klien menutup mata secara perlahan
4.      tekuk salah satu kasa, letakan di atas kelopak mata yang tertutup dan letakan kasa yang kedua (yang tidak ditekuk) di atasnya.
5.      rekatkan plester dari pipi ke dahi secara diagonal. Tarik plester sedikit/ secukupnya dengan menarik pipi sedikit ke atas.
6.      tutup kasa dengan plester tumpang-tindih.
1.       menjamin tersedianya peralatan.
2.       menurunkan kecemasan klien.
3.        menurunkan potensi kontaminasi silang.
4.       memfasilitasi relaksasi komplet kelopak mata.
5.             memberikan tekanan ringan pada palpebra.
6.               menahan kasa pada mata yang tertutup
7.              menjamin tetapnya tekanan pada kelopak mata.






1.      menurunkan kecemasan klien
2.      menurunkan potensi kontaminasi silang.
3.      memfasilitasi relaksasi komplet kelopak mata.
4.      memberikan tekanan ringan pada palpebra.
5.      menahan kasa pada mata yang tertutup.
6.      menjamin tetapnya tekanan




Daftar Pustaka

Tidak ada komentar: