BAB I
PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR
1.
Pengertian
-
Sindroma Nefrotik adalah suatu keadaan klinis yang di
tandai oleh protelnuria, hipoalbuminemia, hiper kolesterolemia dan sembab.
Kadang-kadang disertai hematuria, hipertensi, dan menurunnya kecepatan filtrasi
glomerulus (GFR). (M. Sjaifullah Noer, 1994).
-
Sindroma Nefrotik adalah penyakit yang terjadi secara
tiba-tiba, terutama pada anak-anak. Biasanya berupa oliguria dengan urin
berwarna gelap, atau urin yang kental akibat protelnuria berat. Pada dewasa
yang jelas terlihat adalah edema pada kaki dan genetalia. (Arif Mansjoer,
1999).
2.
Etiologi
1.
Penyebab Sindroma nefrotik pada anak-anak adalah :
a.
Glomerulo nefritis kelainan minimal (sebagian besar)
b.
Glomerulo sklerosis fokal dan segmental
c.
Glomerulo nefritis membranoprolioferatif
d.
Glomerulo nefritis pascastreptokok
2.
Penyebab Sindroma nefrotik pada dewasa adalah :
a.
Glomerulo nefritis primer (sebagian besar tidak
diketahui sebabnya)
-
Glomerulo nefritis membranosa
-
Glomerulo nefritis kelainan minimal
-
Glomerulo nefritis membranoprolioferatif
-
Glomerulo nefritis pascastreptokok
b.
Glomerulo nefritis sekunder
-
Lupus eritematosus sistemik
-
Obat (emas, penisilamin, kaptopril, anti inflamasi non
steroid)
-
Neoplasma (kanker payudara, kolon bronkus)
-
Penyakit sistemik yang mempengaruhi glomerulas (drabetes,
amilordosis). (Arif Mansjoer, 1999).
3.
Patofisiologi
Sindroma nefrotik dibagi menjadi sindroma nefrotik
primer dan sekunder. Sehingga terjadi kelainan primer glomerulus kemudian
penurunan LFG (laju filtrasi glomerulus) yang mengreabsorpsi natrium / retensi
natrium. Kenaikan volume plasma dan volume cairan ekstyraselular dapat terjadi
oliguria, hipertensi, sembab dan terjadi nyeri otot. Sindroma nefrotik sekunder
dapat terjadi penyakit kelainan. Infeksi dan toksin / alergi.
4.
Gejala klinis
a.
Sembab ringan : kelopak mata bengkak
b.
Sembab berat : anadarka (penimbunan cairan dalam
jaringan tubu), asites, pembengkakan skrotum / labra, hidrotoraks, sembab paru.
c.
Kadang-kadang sesak karena hidrotoraks atau diafragma
letak tinggi (asites).
d.
Kadang-kadang hipertensi.
5.
Macam-macam Nefrotik Sindroma
1.
Sindroma nefrotik jenis ini timbul sebagai akibat dari
kelainan primer pada glomerulus.
a.
Sindroma nefrotik kongenital
b.
Sindroma nefrotik idiopatik :
-
Sindroma nefrotik kelainan minimal
-
Sindroma nefrotik dengan kelainan PA lain
2.
Sindroma nefrotik sekunder
Sindroma nefrotik jenis ini timnul sebagai akibat penyakit sistemik.
a.
Penyakit keturunan / metabolik
-
Diabetes
-
Amilordosis
b.
Infeksi
-
Virus hepatitis B
-
Malaria
-
Lepra
-
Sifilis
c.
Toksin / alergi
-
Air raksa (Hg)
-
Serangga
-
Bisa ular
d.
Penyakit sistemik / immune mediated
-
Lupus eritematosus sistemik
Purpura Henoch Schonlein
Sarkoidosis
e.
Keganasan
Tumor paru
Penyakit hodgkin
Tumor saluran pencernaan (M. Sjaifullah Noer, 1994)
6.
Diagnosis banding
Glomerulonefritis akut
Malnutrisi
Sembab karena alergi
Payah jantung kongestif
7.
Penatalaksanaan
Umum :
a.
Dit
Tinggi protein
Rendah jaram (pada stadium sembab dan selama diberi
steroid)
Cairan terbatas (pada stadium sembab dan hiper
notremia)
Vitamin D
klasium
b.
Aktifitas
*
Tirah baring
Pada stadium sembab
Bila ada hipertensi
Bila ada bahaya trombosis
Bila relaks
*
Lingkungan sosial harus normal, hindarkan stres
psikologis
*
Rawat inap untuk mengatasi penyulit
*
Setelah pulang perlu kontrol teratur
c.
Diuretika
Diuretika diberikan apabila ada sembab yang hebat
untuk menghindarkan retensi natrium.
-
Furosemid : 1 – 2 mg / kg BB / dosis, 2 – 4 kali / 24
jam
Khusus :
a. Prednison
-
Dosis induksi
2 mg / kg BB / 24 jam atau 60 mg / M2 / 24 jam, dibagi 3 dosis , selama 4
minggu (maksimum 80 mg / 24 jam)
-
Bila terjadi remisi.
2 mg / kg BB / 24 jam atau dosis tunggal pada hari setiap 48 jam sekali,
selama 4 minggu.
-
Taper-off
Dosis dikurangi 0,5 mg / kg BB setiap 2 minggu. Lama taper-off 2 – 4
bulan.
-
Bila terjadi relaps
Diberikan dosis induksi (dosis awal) sampai 7 hari air kemih bebas
protein, dilanjutkan seperti protokol pengobatan dari atas.
b.Sitostatika
Indikasi pemberian sitostatika adalah resistensi terhadap prednison atau
adanya efek samping obat.
-
Agen alkilating : siklofodfamid 2 mg / kg BB / 24 jam, di
bagi 3 dosis, selama 6 – 8 minggu.
-
Antimetabolit : asatioprin 2 mg / kg BB / 24 jam, di
bagi 3 dosis, selama 6 – 8 minggu.
8.
Pemeriksaan penunjang
Dilakukan pemeriksaan urin dan darah untuk memastikan proteinuria,
proteinemia, hipoalbuminemia, dan hiperirpidemia. Diperiksa fungsi ginjal dan
hemeturia. Biasanya ditemukan penurunan kalsium pleasma. Diagnosa pasti melalui
biopsi ginjal.
9.
Komplikasi
a.
Renjatan karena sepsis, emboli atau hipovelemi karena
asite yang timbul mendadak
b.
Trombosis karena hiperkoagula bilitas
c.
Infeksi
d.
Hambatan pertumbuhan
10.
Prognosis
-
Sindroma nefrotik primer jenis kelainan minimal baik
-
Glomerulosklerosis segmental fokal dan glomerulo
nefritis membrano proliferaktif kurang baik
B.
HJUFD
C.
GJFD
D.
JFD
E.
JKFD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar