Menu

welcome

Rawatlah Pasienmu Dengan Ikhlas Dan Penuh Rasa Tanggung Jawab

Minggu, 15 April 2012

ASKEP sindrom nefrotik


BAB I
PENDAHULUAN

A.     KONSEP DASAR

1.       Pengertian
-          Sindroma Nefrotik adalah suatu keadaan klinis yang di tandai oleh protelnuria, hipoalbuminemia, hiper kolesterolemia dan sembab. Kadang-kadang disertai hematuria, hipertensi, dan menurunnya kecepatan filtrasi glomerulus (GFR). (M. Sjaifullah Noer, 1994).
-          Sindroma Nefrotik adalah penyakit yang terjadi secara tiba-tiba, terutama pada anak-anak. Biasanya berupa oliguria dengan urin berwarna gelap, atau urin yang kental akibat protelnuria berat. Pada dewasa yang jelas terlihat adalah edema pada kaki dan genetalia. (Arif Mansjoer, 1999).
2.       Etiologi
1.       Penyebab Sindroma nefrotik pada anak-anak adalah :
a.       Glomerulo nefritis kelainan minimal (sebagian besar)
b.       Glomerulo sklerosis fokal dan segmental
c.       Glomerulo nefritis membranoprolioferatif
d.      Glomerulo nefritis pascastreptokok
2.       Penyebab Sindroma nefrotik pada dewasa adalah :
a.       Glomerulo nefritis primer (sebagian besar tidak diketahui sebabnya)
-          Glomerulo nefritis membranosa
-          Glomerulo nefritis kelainan minimal
-          Glomerulo nefritis membranoprolioferatif
-          Glomerulo nefritis pascastreptokok
b.       Glomerulo nefritis sekunder
-          Lupus eritematosus sistemik
-          Obat (emas, penisilamin, kaptopril, anti inflamasi non steroid)
-          Neoplasma (kanker payudara, kolon bronkus)
-          Penyakit sistemik yang mempengaruhi glomerulas (drabetes, amilordosis). (Arif Mansjoer, 1999).
3.       Patofisiologi
Sindroma nefrotik dibagi menjadi sindroma nefrotik primer dan sekunder. Sehingga terjadi kelainan primer glomerulus kemudian penurunan LFG (laju filtrasi glomerulus) yang mengreabsorpsi natrium / retensi natrium. Kenaikan volume plasma dan volume cairan ekstyraselular dapat terjadi oliguria, hipertensi, sembab dan terjadi nyeri otot. Sindroma nefrotik sekunder dapat terjadi penyakit kelainan. Infeksi dan toksin / alergi. 
4.       Gejala klinis
a.       Sembab ringan : kelopak mata bengkak
b.       Sembab berat : anadarka (penimbunan cairan dalam jaringan tubu), asites, pembengkakan skrotum / labra, hidrotoraks, sembab paru.
c.       Kadang-kadang sesak karena hidrotoraks atau diafragma letak tinggi (asites).
d.      Kadang-kadang hipertensi.
5.       Macam-macam Nefrotik Sindroma
1.       Sindroma nefrotik jenis ini timbul sebagai akibat dari kelainan primer pada glomerulus.
a.       Sindroma nefrotik kongenital
b.       Sindroma nefrotik idiopatik :
-          Sindroma nefrotik kelainan minimal
-          Sindroma nefrotik dengan kelainan PA lain
2.       Sindroma nefrotik sekunder
Sindroma nefrotik jenis ini timnul sebagai akibat penyakit sistemik.
a.       Penyakit keturunan / metabolik
-          Diabetes
-          Amilordosis
b.       Infeksi
-          Virus hepatitis B
-          Malaria
-          Lepra
-          Sifilis
c.       Toksin / alergi
-          Air raksa (Hg)
-          Serangga
-          Bisa ular
d.      Penyakit sistemik / immune mediated
-          Lupus eritematosus sistemik
­          Purpura Henoch Schonlein
­          Sarkoidosis
e.       Keganasan
­          Tumor paru
­          Penyakit hodgkin
­          Tumor saluran pencernaan (M. Sjaifullah Noer, 1994)
6.       Diagnosis banding
­          Glomerulonefritis akut
­          Malnutrisi
­          Sembab karena alergi
­          Payah jantung kongestif
7.       Penatalaksanaan
Umum :
a.       Dit
­          Tinggi protein
­          Rendah jaram (pada stadium sembab dan selama diberi steroid)
­          Cairan terbatas (pada stadium sembab dan hiper notremia)
­          Vitamin D
­          klasium
b.       Aktifitas
*         Tirah baring
­          Pada stadium sembab
­          Bila ada hipertensi
­          Bila ada bahaya trombosis
­          Bila relaks
*         Lingkungan sosial harus normal, hindarkan stres psikologis
*         Rawat inap untuk mengatasi penyulit
*         Setelah pulang perlu kontrol teratur
c.       Diuretika
Diuretika diberikan apabila ada sembab yang hebat untuk menghindarkan retensi natrium.
-         Furosemid : 1 – 2 mg / kg BB / dosis, 2 – 4 kali / 24 jam
Khusus :
a. Prednison
-          Dosis induksi
2 mg / kg BB / 24 jam atau 60 mg / M2 / 24 jam, dibagi 3 dosis , selama 4 minggu (maksimum 80 mg / 24 jam)
-          Bila terjadi remisi.
2 mg / kg BB / 24 jam atau dosis tunggal pada hari setiap 48 jam sekali, selama 4 minggu.
-          Taper-off
Dosis dikurangi 0,5 mg / kg BB setiap 2 minggu. Lama taper-off 2 – 4 bulan.
-          Bila terjadi relaps
Diberikan dosis induksi (dosis awal) sampai 7 hari air kemih bebas protein, dilanjutkan seperti protokol pengobatan dari atas.
b.Sitostatika
Indikasi pemberian sitostatika adalah resistensi terhadap prednison atau adanya efek samping obat.
-          Agen alkilating : siklofodfamid 2 mg / kg BB / 24 jam, di bagi 3 dosis, selama 6 – 8 minggu.
-          Antimetabolit : asatioprin 2 mg / kg BB / 24 jam, di bagi 3 dosis, selama 6 – 8 minggu.
8.       Pemeriksaan penunjang
Dilakukan pemeriksaan urin dan darah untuk memastikan proteinuria, proteinemia, hipoalbuminemia, dan hiperirpidemia. Diperiksa fungsi ginjal dan hemeturia. Biasanya ditemukan penurunan kalsium pleasma. Diagnosa pasti melalui biopsi ginjal.
9.       Komplikasi
a.       Renjatan karena sepsis, emboli atau hipovelemi karena asite yang timbul mendadak
b.       Trombosis karena hiperkoagula bilitas
c.       Infeksi
d.      Hambatan pertumbuhan
10.   Prognosis
-          Sindroma nefrotik primer jenis kelainan minimal baik
-          Glomerulosklerosis segmental fokal dan glomerulo nefritis membrano proliferaktif kurang baik
B.      HJUFD
C.     GJFD
D.     JFD
E.      JKFD

Tidak ada komentar: