Menu

welcome

Rawatlah Pasienmu Dengan Ikhlas Dan Penuh Rasa Tanggung Jawab

Minggu, 15 April 2012

ASKEP hipertiroid


LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTIROID


A.     Pengertian
Hipertiroid adalah suatu keadaan hipermetabolik / tirotoksikosis yang berhubungan dengan suatu kompleks fisikologis dan biokimia yang ditemukan bila suatu jaringan memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme adalah sekresi berlebihan T3 – T4 otonomi kelenjar tiruoid tidak lagi diatur THS.
Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid itu sendiri.

B.      Etiologi / Penyebab
Penyebab primer yaitu
·         Boiter difus toksik (broves)
·         Boiter multi nodular toksik
·         Adenama
·         Kanker tiroid
Penyeba sekunder – tertier yaitu
·         Tumor ovarium
·         Penggunaan hormon tiroid berlebihan

C.      Tanda dan Gejala
·         Suhu dapat meningkat 41 oC
·         Heart rate meningkat
·         Distres pernafasan hebat
·         Rasa ketakutan
·         Tidak dapat istirahat
·         Iritabilitas
·         Kelemahan
·         Koma

E.      Manifestasi klinis
Terjadinya hipertiroid isme biasanya pelan-pelan dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Namun dapat juga timbul secara dramatik. Hampir semua sistem dalam tubuh mengalami gangguan akibat kelebihan hormon tiroid ini sehingga pasien memberikan keluhan banyak macam.
Manifestasi klinis yang paling sering adalah penurunan berat badan kelelahan, tremor, gugup, berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpitas dan pembesaran tiroid.
Gambaran klinis pada hiperteoridesme yaitu :
a.        Umum (keadaan umum)
-          Berat badan menurun.
-          Keletihan
-          Berkeringat
-          Tidak tahan panas
b.       Kardiovaskkuler
-          Palpitasi
-          Sesak nafas
-          Babal jantung
-          Nadi kolaps
c.        Reproduksi
-    Oligomonorea
-    Infertilitas
d.       Neuromus kular
-    Gugup, agitasi
-    Tremor, koreoatetosis
-    Psikosis
-    Kelemahan otot
-    Miopati proksimal
-    Miastenia brauls
e.        Gastrointerinal
-    Berat badan turun meskipun nafsu makan meningkat
-    Diare
-    Muntah
f.        Kulit
-    Pruristus
-    Eritema palmaris
-    Rambut tipis
g.       Struma
-    Disfus dengan / tanpa bising
-    Nodosa
h.       Mata
-    Kemosis (edena konjungtiva)
-    Proptosis
-    Ulserasi kornea
-    Optalmoplegia, diplopia
-    Edema popil, penglihatan kabur

F.       Penatalaksanaan
Tujuan dari pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat anti tiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium : radioaktif, tiroidektomi sub total).
1.       Obat Anti Tiroid (DAT) adalah
-    Sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap.
-    Sebgai obat untuk kontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
-    Sebagai persiapan untuk tiroidektomi
-    Untuk pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia.
-    Pasien dengan krisis tiroid.

2.       Pengobatan dengan yodium radioaktif.
Indikasi pengobatan dengan yodium radioaktif adalah
-          Pasien umur 35 tahun atau lebih.
-          Hipertermidisme yang kambuh sesudah.
-          Gagal menecapai remisi sesudah pemberian OAT.
-          Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan AOT.l
-          Adenoma toksik, goiter multinodular toksik.
Pada pengobatan dengan yodium radioaktif ini kemungkinan terjadi hipoteroidisme besar sekali.

3.       Operasi
Tiroidektomi subtotal sebagai efektif untuk menanggulangi hipertiroidisme. Hasil tindakan operasi ini tergantung pada pengalaman dan keterampilan ahli bedah. Kelenjar yang tertinggal sesudah operasi penting sekali sebab bila terlalu besar biasanya kambuh sekali, sedang bila terlalu kecil terjadi hipoteriodisme
Indikasi operasi adalah :
1.       Pasien umr muda dengan struma yagn besar serta tidak mempan dengan OAT.
2.       Pada wanita hamil (trisemester kedua) yang memerlukan OAT dosis besar.
3.       Alergi terhadap OAT, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.
4.       Adenoma toksik atau stuma multi noduler toksik
5.       Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul.

G.     Pemeriksanan diagnostik
Kebnyakan pasien memberikan gambaran klinis yang jelas sehingga tidak ada kesulitan dalam menegakkan diagnosis, meskipun diagnosis sudah jelas, namun pemeriksaan laboratorium untuk hipertiroidisme perlu dikerjakan dengan alasan
1.       untuk lebih menguatkan diagnosis yang sudah ditetapkan pada pemeriksaan klinis
2.       Untuk menyingkirkan hiperteroidisme pada pasien dengan beberapa kondisi seperti atrial fibrilasi yagn tidak diketahui sebabnya payah jantung, berat badan menurun, diare atau miopati tanpa manifestasi klinis lain hipertiroidisme.
3.       Untuk membantu dalam keadaan klinis yang sulit atau kasus yang meragukan menurut bayer MF10 kombinasi hasim pemeriksaan laboratorium thyroid stimulatinghormone sensitif (tshs) yang tidak terukur atau jelas subnormal dan ree t4 (ft4 meningkat jelas menunjukkan hiperteroidisme)



LAPORAN TEKNIK INSTRUMEN
(INSTEK)
DENGAN TINDAKAN OPERATIF TYRIODECTOMY
DI RUANG OK GBPT RSU. Dr. SOETOMO SURABAYA


I.        Identitas Px
Nama        : Ny. K
Umur         : 40 th
No Reg     : 10589596
Alamat      : Banyuwangi
Ruang       : Bedah I
Dx pre op  : Hipertiroid

II.     Tim Pembedahan
Operator                            : Dr. Das
Asisten I                           : Dr. Adi
             II                          : Dr. Rahman
Prawat anastesi                 : andik agung
Perawat instrumen            : Sumaryanto
Dr. anastesi                       : Dr. Lukman / guido
Mulai / selesai                   : 11 : 50 – 12 : 50
III.  Prosedur Instek Tyroidectomy
1.       Pada saat px di induksi perawat instrument cuci tangan dengan cara furbigen lalu dikeringkan dengan waslap steril
2.       Kemudian perawat instrumen mengenakan gaun bedah dan handscoon steril.
3.       Menyiapkan instrumen (basic set) pada mayo antara lain
3.1         Des infeksi klem                        : 1
3.2         Doek klien                                 : 6
3.3         Hand vat mess ¾                       : 1/1
3.4         Pinset cirurgi                             : 2
3.5         Pinset anatomy                          : 2
3.6         Arteri klem van vean                 : 2
3.7         Arteri klem vas kocker              : 2
3.8         Wunhack tajam                         : 2
3.9         Wunhack tumpul                       : 2
3.10     Nald vooden                             : 1
3.11     Lagen back                                : 2
3.12     Gunting preparasi                      : 1
3.13     Gunting met sembum                : 1
4.       Menggunakan gaun bedah pada operator dan asisten.
5.       Memberikan desifiensi klem dan desinfektan kepada operator atau asisten untuk mendesinfeksi lapangan operasi.
6.       Diapping :
Menutup lapangan operasi dengan menggunkan duk besar bawah kemudian dipersempit dengan duk kecil berbentuk persegi, lalu tiap sudut difiksasi dengan duk klem.
7.       Mendekatkan meja mayo disekitar operasi.
8.       Menyiapkan alat penunjang pembedahan seperti
Klabel diatermi dan selang suction dibantu oleh perawat sirkulasi.
9.       Perawat instrumen memberikan informasi ke operator bawah instrumen siap.
10.   Meberikan mess dan pinset cirurgi untuk insisi.
11.   Memberikan kasa depres untuk merawat perdarahan
12.   Memberikan wond hak tajam 2 untuk dipasang pada insisi bagian kuilt.
13.   Memberikan nalvooder janim 0,3 + benang side (2/0) dan gunting untuk membebaskan kulit pada doek, memberikan gunting benang.
14.   Memberikan cutting diatermi untuk memperdalam insisi.
15.   Memberikan arteri klem van kooder untuk membuka fousia secara fertikal dan disisihkan sampai tampak.
16.   Kemudian dibebaskan dan dilukis keluar.
17.   Memberikan nalfooder, jarum 0,8 + benang vicril dan gunting benag untuk membebaskan dengan cara diikat dan di klem kemudian dipotong.
18.   Memberikan kasa untuk tempat potongan pudir.
19.   Memberikan klem ateri klem untuk mengeklem perdarahan.
20.   Kemudian beralih kesisi satunya dengan cara yang sama.
21.   Memberikan drain set untuk dipasang dramage.
22.   Memberikan nalfooder jarum 0,10 + benang side (2/0) + gunting benag untuk drain.
23.   Menjahit bagian dalam dengan benag ficnil.
24.   Memberikan hutting set / benang fichil untuk menjahit bagian subkutan.
25.   Dilanjutkan dengan menjahit bagian kulit degnan benag dermalon.
26.   Memberikan kasa yang dibasai dengan cairan pz untuk membersihkan luka.
27.   Menutup luka dengan kasa kering sebanyak 3 lapis.
28.   Difiksasi dengan hipafix dengan cara silang.
29.   Alat penunjang operasi seperti kabel diatermi, selang suction dirapikan
30.   Melepas duk klem dan melepas duk.
31.   Meapikan instrumen kemudian dibawa untuk dicuci
32.   Mengeringkan istrumen kemudian diset dan dikeringkan untuk disterilkan.
33.   Menghitung kembali alat-alat yang telah dipakai.

Tidak ada komentar: