LAPORAN
PENDAHULUAN
DENGAN
DIAGNOSA MEDIS HIPERTIROID
A.
Pengertian
Hipertiroid adalah suatu keadaan hipermetabolik /
tirotoksikosis yang berhubungan dengan suatu kompleks fisikologis dan biokimia
yang ditemukan bila suatu jaringan memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme adalah sekresi berlebihan T3 – T4
otonomi kelenjar tiruoid tidak lagi diatur THS.
Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis sebagai akibat
dari produksi tiroid itu sendiri.
B.
Etiologi / Penyebab
Penyebab primer yaitu
·
Boiter difus toksik (broves)
·
Boiter multi nodular toksik
·
Adenama
·
Kanker tiroid
Penyeba sekunder – tertier yaitu
·
Tumor ovarium
C.
Tanda dan Gejala
·
Suhu dapat meningkat 41 oC
·
Heart rate meningkat
·
Distres pernafasan hebat
·
Rasa ketakutan
·
Tidak dapat istirahat
·
Iritabilitas
·
Kelemahan
·
Koma
E.
Manifestasi klinis
Terjadinya hipertiroid isme biasanya pelan-pelan
dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Namun dapat juga timbul secara
dramatik. Hampir semua sistem dalam tubuh mengalami gangguan akibat kelebihan
hormon tiroid ini sehingga pasien memberikan keluhan banyak macam.
Manifestasi klinis yang paling sering adalah penurunan berat badan
kelelahan, tremor, gugup, berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpitas dan
pembesaran tiroid.
Gambaran klinis
pada hiperteoridesme yaitu :
a.
Umum (keadaan umum)
-
Berat badan menurun.
-
Keletihan
-
Berkeringat
-
Tidak tahan panas
b.
Kardiovaskkuler
-
Palpitasi
-
Sesak nafas
-
Babal jantung
-
Nadi kolaps
c.
Reproduksi
-
Oligomonorea
-
Infertilitas
d.
Neuromus kular
-
Gugup, agitasi
-
Tremor, koreoatetosis
-
Psikosis
-
Kelemahan otot
-
Miopati proksimal
-
Miastenia brauls
e.
Gastrointerinal
-
Berat badan turun meskipun nafsu makan meningkat
-
Diare
-
Muntah
f.
Kulit
-
Pruristus
-
Eritema palmaris
-
Rambut tipis
g.
Struma
-
Disfus dengan / tanpa bising
-
Nodosa
h.
Mata
-
Kemosis (edena konjungtiva)
-
Proptosis
-
Ulserasi kornea
-
Optalmoplegia, diplopia
-
Edema popil, penglihatan kabur
F.
Penatalaksanaan
Tujuan dari pengobatan hipertiroidisme adalah
membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi
(obat anti tiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium : radioaktif,
tiroidektomi sub total).
1.
Obat Anti Tiroid (DAT) adalah
-
Sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau
mendapatkan remisi yang menetap.
-
Sebgai obat untuk kontrol tirotoksikosis pada fase
sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium
radioaktif.
-
Sebagai persiapan untuk tiroidektomi
-
Untuk pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia.
-
Pasien dengan krisis tiroid.
2.
Pengobatan dengan yodium radioaktif.
Indikasi pengobatan dengan yodium radioaktif adalah
-
Pasien umur 35 tahun atau lebih.
-
Hipertermidisme yang kambuh sesudah.
-
Gagal menecapai remisi sesudah pemberian OAT.
-
Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan AOT.l
-
Adenoma toksik, goiter multinodular toksik.
Pada pengobatan dengan yodium radioaktif ini kemungkinan terjadi
hipoteroidisme besar sekali.
3.
Operasi
Tiroidektomi subtotal sebagai efektif untuk
menanggulangi hipertiroidisme. Hasil tindakan operasi ini tergantung pada
pengalaman dan keterampilan ahli bedah. Kelenjar yang tertinggal sesudah
operasi penting sekali sebab bila terlalu besar biasanya kambuh sekali, sedang
bila terlalu kecil terjadi hipoteriodisme
Indikasi operasi adalah :
1.
Pasien umr muda dengan struma yagn besar serta tidak
mempan dengan OAT.
2.
Pada wanita hamil (trisemester kedua) yang memerlukan
OAT dosis besar.
3.
Alergi terhadap OAT, pasien tidak dapat menerima yodium
radioaktif.
4.
Adenoma toksik atau stuma multi noduler toksik
5.
Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau
lebih nodul.
G.
Pemeriksanan diagnostik
Kebnyakan pasien memberikan gambaran klinis yang
jelas sehingga tidak ada kesulitan dalam menegakkan diagnosis, meskipun
diagnosis sudah jelas, namun pemeriksaan laboratorium untuk hipertiroidisme
perlu dikerjakan dengan alasan
1.
untuk lebih menguatkan diagnosis yang sudah ditetapkan
pada pemeriksaan klinis
2.
Untuk menyingkirkan hiperteroidisme pada pasien dengan
beberapa kondisi seperti atrial fibrilasi yagn tidak diketahui sebabnya payah
jantung, berat badan menurun, diare atau miopati tanpa manifestasi klinis lain
hipertiroidisme.
3.
Untuk membantu dalam keadaan klinis yang sulit atau
kasus yang meragukan menurut bayer MF10 kombinasi hasim pemeriksaan
laboratorium thyroid stimulatinghormone sensitif (tshs) yang tidak terukur atau
jelas subnormal dan ree t4 (ft4 meningkat jelas
menunjukkan hiperteroidisme)
LAPORAN
TEKNIK INSTRUMEN
(INSTEK)
DENGAN
TINDAKAN OPERATIF TYRIODECTOMY
DI
RUANG OK GBPT RSU. Dr. SOETOMO SURABAYA
I.
Identitas Px
Nama : Ny. K
Umur : 40 th
No Reg : 10589596
Alamat : Banyuwangi
Ruang : Bedah I
Dx pre op : Hipertiroid
II.
Tim Pembedahan
Operator :
Dr. Das
Asisten I :
Dr. Adi
II :
Dr. Rahman
Prawat anastesi :
andik agung
Perawat instrumen :
Sumaryanto
Dr. anastesi :
Dr. Lukman / guido
Mulai / selesai :
11 : 50 – 12 : 50
III. Prosedur
Instek Tyroidectomy
1.
Pada saat px di induksi perawat instrument cuci tangan
dengan cara furbigen lalu dikeringkan dengan waslap steril
2.
Kemudian perawat instrumen mengenakan gaun bedah dan
handscoon steril.
3.
Menyiapkan instrumen (basic set) pada mayo antara lain
3.1
Des infeksi klem :
1
3.2
Doek klien :
6
3.3
Hand vat mess ¾ :
1/1
3.4
Pinset cirurgi :
2
3.5
Pinset anatomy : 2
3.6
Arteri klem van vean :
2
3.7
Arteri klem vas kocker :
2
3.8
Wunhack tajam :
2
3.9
Wunhack tumpul :
2
3.10
Nald vooden :
1
3.11
Lagen back :
2
3.12
Gunting preparasi :
1
3.13
Gunting met sembum :
1
4.
Menggunakan gaun bedah pada operator dan asisten.
5.
Memberikan desifiensi klem dan desinfektan kepada
operator atau asisten untuk mendesinfeksi lapangan operasi.
6.
Diapping :
Menutup lapangan operasi dengan menggunkan duk besar bawah kemudian
dipersempit dengan duk kecil berbentuk persegi, lalu tiap sudut difiksasi
dengan duk klem.
7.
Mendekatkan meja mayo disekitar operasi.
8.
Menyiapkan alat penunjang pembedahan seperti
Klabel diatermi dan selang suction dibantu oleh perawat sirkulasi.
9.
Perawat instrumen memberikan informasi ke operator
bawah instrumen siap.
10.
Meberikan mess dan pinset cirurgi untuk insisi.
11.
Memberikan kasa depres untuk merawat perdarahan
12.
Memberikan wond hak tajam 2 untuk dipasang pada insisi
bagian kuilt.
13.
Memberikan nalvooder janim 0,3 + benang side (2/0) dan
gunting untuk membebaskan kulit pada doek, memberikan gunting benang.
14.
Memberikan cutting diatermi untuk memperdalam insisi.
15.
Memberikan arteri klem van kooder untuk membuka fousia
secara fertikal dan disisihkan sampai tampak.
16.
Kemudian dibebaskan dan dilukis keluar.
17.
Memberikan nalfooder, jarum 0,8 + benang vicril dan
gunting benag untuk membebaskan dengan cara diikat dan di klem kemudian
dipotong.
18.
Memberikan kasa untuk tempat potongan pudir.
19.
Memberikan klem ateri klem untuk mengeklem perdarahan.
20.
Kemudian beralih kesisi satunya dengan cara yang sama.
21.
Memberikan drain set untuk dipasang dramage.
22.
Memberikan nalfooder jarum 0,10 + benang side (2/0) +
gunting benag untuk drain.
23.
Menjahit bagian dalam dengan benag ficnil.
24.
Memberikan hutting set / benang fichil untuk menjahit
bagian subkutan.
25.
Dilanjutkan dengan menjahit bagian kulit degnan benag
dermalon.
26.
Memberikan kasa yang dibasai dengan cairan pz untuk
membersihkan luka.
27.
Menutup luka dengan kasa kering sebanyak 3 lapis.
28.
Difiksasi dengan hipafix dengan cara silang.
29.
Alat penunjang operasi seperti kabel diatermi, selang
suction dirapikan
30.
Melepas duk klem dan melepas duk.
31.
Meapikan instrumen kemudian dibawa untuk dicuci
32.
Mengeringkan istrumen kemudian diset dan dikeringkan
untuk disterilkan.
33.
Menghitung kembali alat-alat yang telah dipakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar