Menu

welcome

Rawatlah Pasienmu Dengan Ikhlas Dan Penuh Rasa Tanggung Jawab

Sabtu, 14 April 2012

Askep Hipertensi

LANDASAN TEORI

1.1  Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik sama dengan atau lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik sama dengan atau lebih dari 90 mmHg (WHO, 1999). Pada populasi manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.(Arief mansyoer, 1999)

1.2  Klasifikasi
Menurut WHO (1992) menentukan standar batasan tekanan darah manusia.
Klasifikasi
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Normatensi
Boarderline
Definite
< 140
141 – 159
> 160
< 90
91 - 94
> 95
Laporan Joint National Committee On Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Presure (1992) menyatakan :
Klasifikasi
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Normal
Normal tinggi
Hipertensi tk. 1
Hipertensi tk. 2
Hipertensi tk. 3
Hipertensi tk. 4
< 130
131 – 139
140 – 159
160 – 179
180 – 209
> 210
< 85
85 – 89
90 – 99
100 – 109
110 – 119
> 120

1.3  Etiologi
1.3.1 Hipertensi primer
Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Sekitar 20 % populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90 % diantara mereka menderita hipertensi esensial. Biasanya faktor yang mempengaruhinya adalah genetik, lingkungan dan faktor yang meningkatkan resiko sperti obesitas, merokok, stres, penurunan elastisitas jaringan dan aterosklerosis pada aorta atau arteri. Hipertensi esensaial biasanya dimulai sebagai proses lebih pada individu pada akhir 30 an dan awal 50 an dan secara bertahap menetap. Pada suatau saat dapat juga terjadi mendadak dan berat, perjalanannya dipercepat yang menyebabkan kondisi pasien memburuk dengan cepat.
1.3.2 Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder ini terdapat 5 % kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, adanya gangguan pada sistem endokrin, gangguan neurologi, penggunaan obat – obatan, makanan yang mengandung tiramin, gangguan vaskuler, kehamilan, peningkatan volume intravaskuler, kokain dan lain – lain.(Arief mansyoer, 1999)

1.4  Faktor resiko
1.4.1  Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi :
1.      Riwayat keluarhga
2.      Usia
3.      Seks
4.      Suku
1.4.2 Faktor resiko yang dapat dimodifikasi :
1.     Stres
2.     obesitas
3.     Nutrisi

1.5  Patofisiologi
Sampai sekarang pengetahuan patofisiologi hipertensi terus berkembang, pendapat sekarang tentang patogenesis hipertensi adalah adanya kelainan dalam sistem pengawasan yang gagal menurunkan tekanan arteri menjadi normal. Tekanan darah dipengaruhi curah jantung dan tahanan perifer, sehingga semua faktor yang mermpengaruhi curah jantung dan tahanan perifer akan mempengaruhi tekanan darah. Beberapa hal seperti faktor genetik, gangguan mekanisme pompa atrium, aktifitas saraf simpatis, faktor hemodinamik metabolisme natrium dalam ginjal dan faktor renin angiotensin aldosteron dibuktikan mempunyai kaitan dengan peningkatan darah pada hipertensi. (Syaifullah noer, 1996)

1.6  Manifestasi klinis
Pada pemeriksaan fisik mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi. Tetapi depat pula ditemukan perubahan pada retina seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah dan pada kasus berat dapat terjadi edema pupil. Kadang – kadang seseorang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi dan ini dapat berlangsung bertahun – tahun. Hipertensi kadang – kadang berjalan tanpa gejala dan diketahui setelah ada komplikasi yaitu jantung, otak, ginjal, mata, gejala yang sering muncul adalah sakit kepala di bagian oksipital, tinitus, pandangan kabur dan mungkin epistaksis. (Syaifullah noer, 1996)

1.7  Penilaian diagnostik
Pengukuran tekanan darah membutuhkan ketepatan untuk menghindarkan kesalahan menggolongkan seseorang yang tekanan darahnya normal sebagai penderita hipertensi. Penegakkan diagnosa bukan hanya dilakukan sekali pengukuran karena tekanan darah seseorang bisa berubah – ubah selama 24 jam. Riwayat kesehatan atau penyakit dahulu sangat mendukung dalam upaya penegakkan diagnosa. Pada saat pengukuran lebih ditekankan dengan cara auskultasi daripada dengan palpasi. Posisi juga sangat menentukan dalam pengukuran karena mempengaruhi posisi jantung. Selain itu tanda dan gejala yang didapatkan selama pemeriksaan juga sangat penting maknanya dalam menegakkan diagnosa hipertensi. (Syaifullah Noer,1996)

1.8  Kelainan Target
§  Jantung : -     Hipertropi Ventrikel kiri,gagal jantug kiri.
-  PJK akibat dari atherosklerosis koroner ialah angina pektoris                    atau IMA
§  Otak : Transien ischemic Attack
§  Pembuluh darah : melemahnya atau hilangnya denyut di ekstremitas bawah
§  Ginjal : Gejala-gejala dari gagal ginjal menahun.
§  Mata : Retinopati

1.9  Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada penderita hipertensi terdiri dari dua cara, yaitu secara farmakologis misalnya dengan pemberian obat – obatan seperti golongan diuretik (HCT, Furosemid), ACE inhibitor (Reserpine, Propanolol), vasodilator (Hidralazine, minoxidil), Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (Captopril), antagonis kalsium (Nifedipin, verapamil). Pengobatan nonfarmakologis yang utama adalah penurunan berat badan, pembatasan alkohol, pengaturan diit (RGRL, TSRK), latihan dan relaksasi. (Syaifullah noer, 1996)




1.10          Fokus pengkajian
a.       Riwayat
-          Keluhan utama : biasanya penderita hipertensi mengalami sakit kepala di bagian oksipital
-          Riwayat keluarga : adanya salah satu anggota yang menderita hipertensi, DM, penyakit kardiovaskuler, hiperlipiddemia atau penyakit pada ginjal.
-          Psikososial dan faktor lingkungan ( Emosi, stres dan status ekonomi)
-          Adanya faktor resiko kardiovaskuler yang lain : merokok, obesitas dan hiperlipidemia.
-          Riwayat penggunaan obat – obatan : oral kontrsepsi, steroid, NSAID, nasal kongestan dan lain – lain.
b.       Pemeriksaan fisik
Tekanan darah
-          Pengukuran tekanan darah secara teratur pada 2 – 3 kali kunjungan
-          Jantung : pembesaran, irama gallop
-          Abbdomen : tumor ginjal, bising abnormal, pulsasi aorta abdominalis
-          Ekstrimitas : denyut nadi, paresis
Penilaian target organ
-          Funduskopi
-          EKG
-          Foto thorak
-          Laboratorium : darah lengkap, urine, sakar darah, kreatinin serum, asam urat, kolesterol, kalium serum.

1.11          Diagnosa keperawatan
a.       Nyeri kepala (akut) berhubungan dengan peningkatan tekanan pembuluh darah serebral
b.       Intoleransi aktifitas berhubungan dengan menurunnya oksigenasi jaringan
c.       Kecemasan berhubungan derngan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya
d.      Kurangnnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnnya informasi yang adekuat mengenai penyakitnya
e.       Defisit perawatan diri berhubunghan dengan intoleransi aktivitas, kelemahan
f.        Gangguan persepsi sensori (penglihatan) sehubungan dengan penurunan aliran darah ke retina
g.       Kerusakan fisik sehubungan dengan proses penyakit dan komplikasi
(Linda Juall Carpenito, 2000)
1.12          Intervensi keperawatan
a.       Nyeri kepala akut sehubungan dengan peningkatan tekanan pembuluh darah otak
Tujuan : Nyeri kepala hilang dalam waktu 1 x 24 jam
Kriteria hasil :
-          Pasien mengungkapkan sakit kepalanya hilang / berkurang
-          Tekanan darah dalam batas normal
-          Ekspresiu wajah rileks
-          Partisipasi pasien dalam aktifitas meningkat
Rencana tindakan :
1.      Observasi tanda – tanda vital
2.      Kaji tingkat nyeri yang dirasakan
3.      Anjurkan kepada pasien agar jangan banyak bergerak
4.      Ajarkan tekhnik relaksasi
5.      Jelaskan penyebab dari rasa nyeri
6.      Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam pemberian terapi diit dan obat – obatan analgetik
Rasional :
1.      Mengetahui perkembangan dini pasien
2.      Untuk mengetahui berapa skala nyeri pasien
3.      Agar rasa nyeri tidak bertambah
4.      Untuk mengurangi rasa nyeri
5.      Dengan menjelaskan penyebab rasa nyeri pasien dapat mengerti penyebab rasa nyeri
6.      Merupakan peran interdependen perawat

b.       Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya
Tujuan : Cemas hilang / berkurang dalam waktu 1 x 24 jam
Kriteria Hasil :
-          Pasien mengatakan tidak cemas lagi
-          Pasien dapat mengungkapkan perasaannya
-          Ekspresi wajah pasien tenang
-          Pasien dapat kooperatif terhadap tindakan medis maupun keperawatan



Rencana tindakan :
1.      Observasi tanda – tanda vital
2.      Pertahankan hubungan baik dengan pasien dan keluarganya
3.      Jelaskan setiap prosedur tindakana yang akan dlakukan
4.      Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya
5.      Kaji tingkat kecemasan pasien
6.      Jelaskan patofisiologi dari tekanan darah tinggi
Rasional :
1.      Observasi tanda – tanda vital secara teratur sangat penting untuk mengetahui perkembangan  keadaan pasien
2.      Untuk meningkatkan kepercayaan terhadap diri perawat
3.      Agar pasien mengerti setiap tindakan yang akan dilakukan
4.      Untuk mengetahui perasaan yang dirasakan pasien
5.      Untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien
6.      Untuk menambah pengetahuan dan mengurangi kecemasan pasien

c.       Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang adekuat tentang penyakitnya
Tujuan : Pasien mengerti tentsng penyakitnya
Kriteria hasil :
-          Pasien mampu menerangkan tentang penyakitnya
-          Pasien tidak banyak bertanya lagi
-          Tanda – tanda vital dalam batas normal
Rencana tindakan :
1.      Observasi tanda – tanda vital
2.      Berikan kesempatan untuk bertanya yang tidak diketahui
3.      Jelaskan tentang definisi, patofisiologi, komplikasi dan penatalaksanaan hipertensi
4.      pertahankan hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarganya
Rasional :
1.      Untuk mengetahui perkembangan keadaan pasien
2.      Agar pasien puas mengungkapkan ketidaktahuannya
3.      Untuk menambah pengetahuan pasien
4.      Agar tindakan keperawatan selanjutnya pasien masih kooperatif



1.14. Implementasi
Tindakan  yang dilakukan berdasarkan rencana tindakan (Azimul Aziz, 2001).

1.15. Evaluasi
Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses keperawatan yang menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan (Azimul Aziz, 2001).

DAFTAR PUSTAKA


Mansyoer. A, (1999), Kapita selekta kedokteran edisi III jilid 2, Media Ausculapius FKUI, Jakarta
Suzane C. S, Brenda G. Bare (2002), Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2, EGC, Jakarta
Carpenito, Lynda Juall, (2000), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 8, EGC Jakarta.
A. Aziz Alimul H, (2001), Dokumentasi Proses Keperawatan Edisi 1, EGC, Jakarta.

3 komentar:

Obat Hematuria Alami Dengan AgaricPro mengatakan...

terima kasih untuk informasinya, sangat bagus dan bermanfaat sekali
OBAT DARAH TINGGI,

Unknown mengatakan...

thank you for the information, visit my website at
obat gondok
obat untuk asam urat di apotik
obat herbal perlengketan usus

obat amandel mengatakan...

This is the most interesting information and fit into our topic. I want to share it with my friends

obat amandel

obat amandel

obat amandel