Menu

welcome

Rawatlah Pasienmu Dengan Ikhlas Dan Penuh Rasa Tanggung Jawab

Rabu, 18 April 2012

Askep Fraktur


LAPORAN PENDAHULUAN

A.     KONSEP DASAR
1.       PENGERTIAN
Faktur / patah adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang / tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa (Masjoer Arif, 2000).
Fraktur dapat dibagi menjadi :
1.       Fraktur tertutup (closed) adalah hilangnya / terputusnya kontinuitas jaringan tulang dimana tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar / bila jaringan kulit yang berada diatasnya / sekitar patah tulang masih utuh.
2.       Fraktur trbuka (open) adalah hilangnya / terputusnya jaringan tulang dimana fragmen-fragmen tulang pernah / sedang berhubungan dengan dunia luar.
3.       ETIOLOGI

-        Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian demikian selalu bersifat terbuka dengan garis patah melintang atau miring.
-        Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran fektor kekerasan.
-       Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.
(Oswari E, 1993)

4.       GEJALA KLINIS

#         Tanda-tanda tak pasti
-    Rasa nyeri dan tegang : Nyeri umumnya menghebat bila dilakukan gerakan.
-    Hilangnya fungsi : Diakibatkan oleh rasa nyeri / tidak mampu untuk melakukan gerakan.
-    Deformitas : Disebabkan oleh pembengkakan / akibat perdarahan dan posisi fragmen tulang berubah.
#         Tanda-tanda pasti
-    Gerakan abnormal
Gerakan abnormal misalnya terjadi pada patah tulang panjang bagian tengah, pada keadaan normal gerakan tersebut tidak terjadi.
-    Krepitasi adalah gesekan dari kedua ujung fragmen tulang yang patah.
-    Deformitas akibat fraktur deformitas berupa angulasi, rotasi dan pemendekan.

5.       KOMPLIKASI FRAKTUR
1.       Komplikasi awal
-          Kerusakan arteri
-          Kompartemen syndrom : gejala
-          Fatembolism syndrom : gejala penyumbatan pembuluh darah oleh embolus
-          Infeksi
-          Avaskuler mekrosis
-          Shock
2.       Komplikasi dalam waktu lama
-          Delayed union : Pertumbuhan tulang lambat
-          Non union : Pertumbuhan tulang tidak menyambung
-          Mal union : Pertumbuhan tulang nyambung tapi tidak bagus

6.       PEMERIKSAAN PENUNJANG
-  Pemeriksaan Radiologi
Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah “Pencitraan” menggunakan sinar rontgen (x-ray) untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi keadaan dan kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu AP / PA dan lateral.
-        Pemeriksaan laboratorium
§  Kalsium serum dan fosfor  meningkat pada tahap penyembuhan tulang
§  Alkalin fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang
§  Enzime otot seperti kreatin rinase, laktat dehidrogenase (LDH-5) asparat ammo transferase (AST), aldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang

7.       PENATALAKSANAAN

Patah tulang tertutup
1.       Pertolongan darurat (emergency)
Pemasangan bidal (splint)
a.       Mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut
b.       Mengurangi rasa nyeri
c.       Menekan kemungkinan terjadinya emboli dan schok
d.      Memudahkan transportasi dan pengambilan foto
2.       Pengobatan definitif
-          Reposisi secara tertutup
a.       Manipulasi secara tertutup untuk mereposisi terbatas hanya pada patah tulang tertentu
b.       Traksi dengan melakukan tarikan pada ekstremitas bagian distal

-          Imobilisasi
a.       Gips (plaster of paris castis)
b.       Traksi secara kontinue : traksi kulit, traksi tulang
-          Reposisi secara terbuka
Melakukan reposisi dengan operasi kemudian melakukan mobilisasi dengan menggunakan fiksasi interna yang dapat berupa plat, pen dan kawat
3.       Rehabilitasi
Tujuan umum :
a.       Mempertahankan ruang gerak sendi
b.       Mempertahankan kekuatan otot
c.       Mempercepat proses penyembuhan fraktur
d.      Mempercepat pengambilan fungsi penderita
Latihan terdiri dari :
-          Mempertahankan ruang gerak sendi
-          Latihan otot
-          Latihan berjalan
(Pedoman Diagnosis dan Terapi, UPF, 1994 : 138)

B.      ASUHAN KEPERAWATAN

Proses keperawtan adalah penerapan pemecahan masalah keperawatan secara ilmiah yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah-malasah Kx, merencanakan secara sistematis dan melaksanakannya secara mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. (Nasrul Effendy, 1995 : 2 – 3)
1.       PENGKAJIAN
1.       Identitas Klien
Meliputi : Nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan, tgl. MRS, diagnosa medis, no. registrasi.
2.       Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa akut / kronik tergantung dari lamanya serangan. Unit memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri Kx digunakan :
1.       Provoking inciden : Apakah ada peristiwa yang menjadi faktor prepitasi nyeri.
2.       Qualiti of pain : Seperti apa rasa nyeri yang dirasakan Kx. Apakah seperti terbakar, berdenyut / menusuk.
3.       Region Radiation, relief : Apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar / menyebar dan dimana rasa sakit terjadi.
4.       Saverity (scale of pain : Seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan Kx, bisa berdasarkan skala nyeri / Kx menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.
5.       Time : Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari / siang hari.
3.       Riwayat Penyakit Sekarang
Pada Px fraktur / patah tulang dapat disebabkan oleh trauma / kecelakaan, degeneratif dan patologis yang didahului dengan perdarahan, kerusakan jaringan sekirat yang mengakibatkan nyeri, bengkak, kebiruan, pucat / perubahan warna kulit dan kesemutan.
4.       Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah Kx pernah mengalami penyakit ini (fraktur femur) atau pernah punya penyakit yang menular / menurun sebelumnya.
5.       Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga Kx ada / tidak yang menderita esteoporoses, arthritis dan tuberkolosis / penyakit lain yang sifatnya menurun dan menular.
6.       Pola fungsi kesehatan
1.       Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada fraktur akan mengalami perubahan / gangguan pada personal higiene, misalnya kebiasaan mandi, ganti pakaian, BAB dan BAK.
2.       Pola nutrisi dan metabolisme
Pada fraktur tidak akan mengalami penurunan nafsu makan, meskipun menu berubah misalnya makan dirumah gizi tetap sama sedangkan di RS disesuaikan dengan penyakit dan diet Kx.
3.       Pola eliminasi
Kebiasaan miksi / defekasi sehari-hari, kesulitan waktu defekasi dikarenakan imobilisasi, feses warna kuning dan konsistensi defekasi pada, pada miksi Kx tidak mengalami gangguan.
4.       Pola istirahat dan tidur
Kebiasaan pola tidur dan istirahat mengalami gangguan yang disebabkan oleh nyeri, misalnya nyeri akibat fraktur.
5.       Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas dan latihan mengalami perubahan / gangguan akibat dari fraktur femur sehingga kebutuhan Kx perlu dibantu oleh perawat / keluarga.

6.       Pola persepsi dan konsep diri
Pada fraktur akan mengalami gangguan diri karena terjadi perubahan pada dirinya, Kx takut cacat seumur hidup / tidak dapat bekerja lagi.
7.       Pola sensori kognitif
Nyeri yang disebabkan oleh kerusakan jaringan, sedang pada pola kognitif atau cara berfikir Kx tidak mengalami gangguan.
8.       Pola hubungan peran
Terjadinya perubahan peran yang dapat mengganggu hubungan interpersonal yaitu Kx merasa tidak berguna lagi dan menarik diri.
9.       Pola penanggulangan stress
Perlu ditanyakan apakah membuat Kx menajdi stress dan biasanya masalah dipendam sendiri / dirundingkan dengan keluarga.
10.   Pola reproduksi seksual
Bila Kx sudah berkeluarga dan mempunyai anak, maka akan mengalami pola seksual dan reproduksi, jika Kx belum berkeluarga kx tidak akan mengalami gangguan.
11.   Pola tata nilai dan kepercayaan
Adanya kecemasan dan stress sebagai pertahanan dan Kx meminta perlindungan / mendekatkan diri dengan Allah SWT.

ANALISA DATA

Data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan dan dianalisa untuk menentukan masalah kesehatan Kx. Untuk mengelompokkan di bagi menjadi dua yaitu data subyektif dan data obyektif dan kemudian ditentukan masalah keperawatan yang timbul.

I.              DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.       Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
b.       Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan imobilisasi
c.       Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.






II.           PERENCANAAN
Diagnosa Keperawatan 1
a.       Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan ketidak tahuan Kx tentang penyakitnya
Tujuan :  Kx mengarti tenatng penyakitnya dalam 1 x 24 jam / cemas berkurang
KH : - Kx tampak tenang (rileks)
         - Kx istirahat dengan nyaman
         - Kx dapat mempertahankan fungsi tubuh secara maximal
Rencana Tindakan :
1.       Jelaskan pada Kx mengenai prosedur tindakan pengobatan
R/ Kx kooperatif mengenai prosedur tindakan pengobatan
2.       Kaji tingkat kecemasan Kx
R/ Dengan diberikan informasi bisa menurunkan cemas
3.       Observasi TTV

Diagnosa Keperawatan 2 :
b.       Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan imobilisasi
Tujuan : Kx dapat melakukan aktivitas sebatas kemampuan
KH : - Kx mengerti pentingnya melakukan aktivitas
         - Kx bisa duduk, makan dan minum tanpa dibantu
         - Kx dapat mempertahankan fungsi tubuh secara maximal
Rencana tindakan :
1.       Lakukan pendekatan kepada Kx untuk melakukan aktivitas sebatas kemampuan
R/ Dengan pendekatan yang baik diharapkan Kx akan lebih kooperatif dalam melakukan aktivitas
2.       Observasi sejauh mana Kx belum melakukan aktivitas
R/ Dengan observasi diharapkan Kx sudah bisa melakukan aktivitas
3.       Beri motivasi pada Kx untuk melakukan aktivitas
R/ Dengan adanya motivasi diharapkan Kx bisa lebih bersemangat dalam melatih aktivitas

Diagnosa Keperawatan 3 :
c.       Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
Tujuan : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan dalan waktu 1 x 24 jam
KH : - Nyeri berkurang / hilang
         - Kx tampak rileks
         - Kx mampu melakukan teknik relaksasi
Rencana Tindakan :
1.       Berikan penjelasan pada Kx dan keluarga tentang penyebab nyeri
R/ Dengan memberikan penjelasan diharapkan Kx tidak merasa cemas dan dapat melakukan sesuatu yang dapat mengurangi nyeri
2.       Ajarkan pada Kx tentang teknik mengurangi rasa nyeri
R/ Diperolehnya pengetahuan tentang nyeri akan memudahkan kerjasama dengan askep untuk memecahkan masalah
3.       Beri posisi senyaman mungkin
R/ Mempelancar sirkulasi pada daerah luka / nyeri
4.       Observasi TTV
R/ Observasi TTV dapat diketahui keadaan umum Kx
5.       Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik
R/ Obat analgesik diharapkan dapat mengurangi nyeri

III.        IMPLEMENTASI
Pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Dalam operasionalnya perawat merupakan satu tim yang bekerj sama secara berkesinambungan dengan berbagai tim seluruh kegiatan keperawatan. Dalam tahap ini ditulis secara rinci sesuai dengan tindakan yang telah dilakukan pada pelaksanaan tindakan keperawatan / catatan keperawatan.
(Nasrul Effendy, 1995)

IV.        EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan dan merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan Kx dengan tujuan yang telah dilakukan dengan cara melibatkan Kx dan sesa tenaga kesehatan.
(Nasrul Effendy, 1995)


DAFTAR PUSTAKA


1.       Arif Mansjoer. Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran universitas Indonesia, Jakarta.
2.       Nasrul Effendi, 1995. Pengantar Proses Keperawatan, Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.
3.       Marlyn E. Doenges, dkk, 1991. Nursing Care Plans. Quidelennes For Planning Patient Care (Second Edition).

Tidak ada komentar: