Menu

welcome

Rawatlah Pasienmu Dengan Ikhlas Dan Penuh Rasa Tanggung Jawab

Sabtu, 05 Mei 2012

Mekanisme Adaptasi Sel


Mekanisme adaptasi sel


a. Organisasi sel
b. Modalitas cedera sel
c. Sel yang diserang
d. Perubahan morfologis pada sel yang cedera sub letal
e. Kalsifikasi patologik

MEKANISME ADAPTASI SEL
A. ORGANISASI SEL
The cell is the basic structural and fungsinal unit of all living things.
Yaitu unit kehidupan , kesatuan lahirliah yang terkecil yang menunjukan bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan hidup.

Kharakteristik mahluk hidup :
- bereproduksi
- tumbuh
- melakukan metabolisme
- beradaptasi terhdp perubahan internal dan eksternal

Aktivitas sel : sesuai dgn proses kehidupan, meliputi :
- ingesti - mengekskresikan sisa metabolisme
- asimilasi - bernafas - bergerak
- mencerna - mensintesis - berespon , dll.



Struktur Sel
Sel mengandung struktur fisik yang terorganisir yg dinamakan organel.
Sel terdiri dari dua bagian utama : inti dan sitoplasma keduanya dipisahkan oleh membrane inti. Sitoplasma dipisahkan dgn cairan sekitarnya oleh membran sel .
Berbagai zat yg membentuk sel secara keseluruhan disebut protoplasma

1. Membran Sel, merupakan struktur elastis yg sangat tipis, penyaring selektif zat-zat tertentu.
2. Membran inti, merupakan dua membrane yang saling mengelilingi. Pada kedua membrane yg bersatu merupakan tempat yang permiabel sehingga hamper semua zat yg larut dapat bergerak antara cairn inti dan sitoplasma.
3. Retikulum endoplasma, tdd
- RE granular yang pd permukaannya melekat ribosom yg terutama mengandung RNA yg berfungsi dalam mensintesa protein.
- RE agranular, tidak ada ribosom. Berfungsi untuk sintesa lipid dan enzimatik sel.
4. Komplek golgi.
Berhubungan dgn RE berfungsi memproses senyawa yg ditransfer RE kemudian disekresikan.
5. Sitoplasma, yaitu suatu medium cair banyak mengandung struktur organel sel..
6. Mitokondria, adalah organel yg disediakan untuk produksi energi dalam sel. Di sini dioksidasi berbagai zat makanan.
 katabolisme / pernafasan sel
à
7. Lisosom, adalagh bungkusan enzim pencernaan yg terikat membrane. Dan merupakan organ pencernaan sel.
8. Sentriol, merupakan struktur silindris kecil yg berperan penting pada pembelahan sel.
9. Inti, adalah pusat pengawasan atau pengaturan sel. Mengandung DNA yg disebut gen.
10. Nukleoli, merupakan struktur protein sederhana mengandung RNA. Jumlah dapat satu atau lebih,

B. system Fungsional Sel.
1. Penelanan dan pencernaan oleh sel.
 Zat-zat dpat melewati membrane dengan cara :
- difusi
- transfor aktif melalui membrane
- endositosis , yaitu mekanisme membrane menelan cairan ekstra sel dan isinya. Tdd : fagositosis dan pinositosis.
 penelanan
àFagositosis  partekil besar oleh sel seperti bakteri, partikel2 degenatif jaringan.
Pinositosis  menelan sediit cairan ekstra sel dan senyawa yg larut dalam bentuk
à vesikel kecil.
2. Ekstrasi energi dari zat gizi. (fungsi mitokondria)
Oksigen  menghasilkan energi yg
à dioksidasi àdan zat gizi masuk dalam sel  digunakan untuk membentuk ATP. 1 ATP menghasilkan 8000 kalori.

B. MODALITAS CIDERA SEL

 Sel selalu terpajan terhadap kondisi yang selalu berubah dan potensial terhadap rangsangan yang merusak  sel
à akan bereaksi :
- Beradaptasi,
- Jejas / cidera reversible
- Kematian

Sebab-sebab Jejas, Kematian dan Adaptasi sel :
1. Hipoksia, akibat dari :
- hilangnya perbekalan darah karena gangguan aliran darah serta
- gangguan kardiorespirasi
- Hilangnya kemampuan darah mengangkut oksigen. : anemia dan keracunan.
Respon sel terhadap hipoksia tergantung pada tingkat keparahan hipoksia: sel-sel dapat menyesuaikan , terkena jejas, kematian.
Contoh :
Penyempitan
àarteri femoralis  otot-otot skelet akan atropi.àhuipoksia  Atropi ini mencapai keseimbangan antara kebutuhan metabolic dan perbekalan oksigen yg tersedia.
 jejas atau kematian
àHipoksia yg lebih berat  sel.
2. Bahan kimia (termasuk obat-obatan)
Bahan kimia menyebabkan perubahan pd beberapa fungsi sel : permiabelitas selaput, homeostatis osmosa, keutuhan enzim atau kofaktor
Racun menyebabkan kerusakan hebat pd sel dan kematian individu.
3. Agen fisik
- Traumamekanik, yg dapat menyebabkan pergeseran organisasi organel intra  dpt merusak sel .
àsel
- Suhu rendah.
à Suhu rendah   ggn suplai darah.àvasokontriksi
 membakar jaringan
à- Suhu tinggi
- Perubahan medadak tekanan atmosfir, menyebabkan ggn perbekalan darah untuk sel-sel.
 tingginya
à Individu yg berada dibawah tek. Atm  gas-gas atmosfir terlarut dlm darah . jika mendadak kembali ke tekanan normal zat-zat tersebut akan keluar dari larutan secara cepat dan  menyumbat alranà terjebak dalam sirkulasi mikro àmembentuk gelembung2   jejas hipoksia .àdarah
- Tenaga radiasi, jejas akibat ionisasi langsung senyawa kimia yg ada di dalam sel atau karena ionisasi sel yg menghasilkan radikal “panas” yg secara sekunder bereaksi dgn komponen intra sel
- Tenaga listrik, jika melewati tubuh akan menyebabkan :
 luka  aritmi jantung
àbakar. Serta ggn jalur konduksi saraf
4. Agen mikrobiologi : Bakteri, virus, mikoplasma, klamidia , jamur dan protozoa.
 merusak sel-sel penjamu.
à mengeluarkan eksotoksin àBateri
atau  merangsang respon peradangan.
àmengeluarkan endotoksin

Timbul  reaksi immunologi yg merusak
àreaksi hipersensitivitas tehadap agen  sel.

Contoh penyakit : infeksi stafilokokus atau streptococcus, gonore, sifilis, kolera dll.
 DNA
à setelah berada dalam sel àVirus   virusà mewariskan gen-gen pada sel baru àvirus menyatu dgn DNA sel  akan mengambil alih fungsi sel. RNA virus akan mengontrol fungsi sel.:
Contoh penyakit : ensefalitis, , campak jerman, rubella, poliomyelitis, hepatitis , dll
 5. Mekanisme Imun
  Reaksi imun sering dikenal sebagai penyebab kerusakan dan penyakit pada sel.
  Antigen penyulut dapat eksogen maupun endogen.
  Antigen endogen ( missal antigen sel) menyebabkan penyakit autoimun.
6. Gagngguan genetik
à Mutasi, dapat menyebabkan: mengurangi suatu enzim,
kelangsugan hidup sel tidak sesuai, atau tanpa dampak yg diketahui.
7. Ketidakseimbangan Nutrisi
- defisiensi protein-kalori
- avitaminosis
 aterosklerosis, ibesitas
à- kelebihan kalori
 8. Penuaan



C. ADAPTASI SEL
Betuk reaksi sel jaringan organ / system tubuh terhadap jejas :
1. retrogresif, jika terjadi proses kemunduran (degenerasi/ kembali kearah yang kurang kompleks).
2. Progresif, berkelanjutan berjaklan terus kearah yang lebih buruk untuk penyakit)
3. Adaptasi (penyesuaian) : atropi, hipertropi, hiperplasi, metaplasi

Sel-sel menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan mikronya.

1. Atropi
o Suatu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah berkembang sempurna dengan ukuran normal.
o Merupakan bentuk reaksi adaptasi. Bila jumlah sel yg terlibat cukup, seluruh jaringan dan alat tubuh berkurang atau mengalami atropi.
o Sifat :
 seluruh bagian tubuh
à - fisiologik misalnya aging proses  tampak mengecil secara bertahap.
 - patologik (pasca peradangan), misal keadaan kurus kering akibat marasmus dan kwashiorkor, emasiasi / inanisi (menderita penyakit berat), melemahnya fungsi pencernaan atau hilangnya nafsu makan
 - umum atau local.penurunan aktivitas endokrin dan pengaruhnya atas target sel dan target organ.

 Penyebab atropi :
- berkurangnya beban kerja
- hilangnya persarafan
- berkuranhnya perbekalan darah
- hilangnya rangsangan hormone
2. Hipertropi
 Yaitu peningkatan ukuran sel dan perubahan ini
v meningkatkan ukuran alat tubuh
 Ukuran sel jaringan atau organ yg
v menjadi lebih besar dari ukuran normalnya.
 Bersifat fisiologik dan
v patologik, umum atau lokal
 Hipertropi dapat memberi variasi
v fungsional :
 jika yang sel parenkim yg membesar
à- meningkat
-  jika hipertropi akibat proliferasi unsure stroma atau
àmenurun   penurunan fungsi.à sel parenkim terdesak àsubstansi antar sel
- Normal -- > hipertropi murni jika terjadi pada jaringan atas sel permanent dan dipicu oleh pengngkatan fungsi.missal otot rangka pada binaragawan
3. Hiperplasia
 Dapat disebabkan oleh adanya
Ø stimulus atau keadaan kekurangan secret atau produksi sel terkai.
Ø Hanya dapat tetrjadi pada populasi sel labil ( dalam kehidupan ada siklus sel periodic, sel epidermis, sel darah) . atau sel stabil (dalam keadaan tertentu masih mampu berproliferasi, misalnya : sel hati sel epitel kelenjar.
 Tidak terjadi pada sel permanent (sel otot rangka,
Ø saraf dan jantung)

5. Metaplasia
Ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur jenis tertentu menjadi sel matur jenis lain :
Misalnya sel epitel torak endoservik daerah perbatasan dgn epitel skuamosa, sel epitel bronchus perokok.

6. Displasia
• Sel dalam proses metaplasia berkepanjangan tanpa mereda dapat melngalami ganguan polarisasi pertumbuhan sel reserve, sehingga timbul keadaan yg disebut displasia.
• Ada 3 tahapan : ringan, sedang dan berat
• Jika jejas atau iritan dpt diatasi  seluruh bentuk adaptasi dan
à displasia dapat noemal kembali.
• Tetapi jika keadaan displasia berat  keganasan intra epithelial/insitu
àdan tdk ditanggulangi

7. Degenarasi
o Yaitu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler yang disertai perubahan morfologik, akibat jejas nin fatal pada sel.
o Dalam sel jaringan terjadi :
ào Storage (penimbunan)   perubahan morfologikàakumulasi cairan atau zat dalam organel sel   sel mengembung/bengkak.àterurama dlm sitoplasma
o Sitoplasma keruh  disebut degenerasi bengkak keru (claude
àatau granuler kasar  swelling).
- Ditemukan kerusakan reticulum endoplasma dan filament mitokondria
- Terbentuk fragmen-partikel yg mengandung unsur lipid  edema intrasel,
à peningkatan tekanan osmosis àdan protein (albumin)  disebut degenerasi albumin.
- Jika hal ini berlanjut maka akan terjadi pembengkakan vesikel , akan tampak vakaula intra sel
à kemunduran ini disebut degenarasi vakuoler atau hidrofik
o Kedua proses degenerasi tersebut masih reversible.
o Reaksi sel terhadap jejas yang masih reversible disebut degenerasi
o Reaksi sel terhadap jejas yang ireversible menuju kematian disebut nekrosis

8. Infiltrasi
 Bentuk retrogresidgn penimbunan metabolit sistemik pada  jika
àsel normal (tdk mengalami jejas langsung seperti pd degenerasi)  melampaui batas maka sel akan pecah. Dan debris el akan ditanggulangi oleh system makrofag.


D. KALSIFIKASI PATOLOGIK
Kalsifikasi : proses diletakannya (pengendapan) kalsium dalam jaringan

 pembentukan
à Kalsifikasi fisiologi  tulang

Kalsifikasi patologi merupakan proses yg serimg, juga menyatakan pengendapan abnormal garam-garam kalsium, disertai sedikit besi, magnesium dan garam-garam mineral lainnya dalam jaringan, tdd :

1.  Terjadi pada hiperkalsemi akibat hipertiroid,
àKalsifikasi metastatik  tumor tulang, atrofi tulang, hipervitaminosis D, dll. Tanpa didahului kerusakan jaringan.

proses kalsifikasi
à2. Kalsifikasi distropik  pada jaringan yg telah mengalami kerusakan terlebih dahulu.
Kerusakan dapat bersifat degenerasi atau nekrosis.
Contoh lithopedion, bayi membatu pada janin yang mati dalam kandungan.

3. Kalsinosis, terjadi kalsifikasi pd jaringan yang tampak normal atau yang menunjukan kerusakan sitemik

4. Pembentukan tulang heterotropik, meliputi 3 proses diatas disertai pergantian proses, dari kalsifikasi menjadi pembentukan tulang.pembentukan tulang. Terjadi akibat depo kalsium abnormal  metaplasi kearah
à
yg dapat merangsang sel fibroblast  osteoblastik dan membentuk tulang.

5. Kalsifikasi pada pembuluh darah arteri, terjadi pada arteiosklerosis, ini termasuk kalsifikasi distrropik.


Silahkan download disini

Tidak ada komentar: