LAPORAN PENDAHULUAN
MENINGITIS
A.
KONSEP DASAR
I.
PENGERTIAN
Meningitis adalah radang
umum pada sub arakhnoid dan piameter disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia /
protozoa yang terjadi secara akut dan kronis. (Arief Mansjoer, 2000 hal 11).
II.
PEMBAGIAN
1.
MENINGITIS PURULENTA / BAKTERIAL AKUT
Etiologi
|
:
|
Terbanyak (75%)
-
Meningitis influenza.
-
S. Pneumonia
|
2.
MENINGITIS TUBERCULOSA / BAKTERIAL KRONIS / M SEROSA
Etiologi :
Mycobacterium tuberculosa.
3.
MENINGITIS ASEPTIC
Etiologi : virus
dan jamur.
III. PATOFISIOLOGI
Terjadi infeksi
selaput otak dapat melalui :
1.
Penyebaran langsung.
-
Implantasi langsung setelah luka kepala terbuka.
-
Perluasan langsung dari infeksi yang mengenai struktur
kepala.
2.
Melalui akar saraf.
Toxin dan
mikroorganisme terutama virus dapat terangkut dari saraf perifer ke SSP
(susunan saraf pusat).
3.
Melalui pembuluh darah.
Pada kasus
septisemia / bakterimia.
Invasi
kuman ke selaput otak
Gangguan
fungsi sistem regulasi Peningkatan TIK
↓
Hipertermia
Gangguan persefsi Gangguan
kesadaran
↓
sensori
↓
Gangguan metabolisme otak Gangguan rasa Gangguan
mobilitas
↓ nyaman
fisik
Perubahan keseimbangan
dan sel netron
↓
Difusi ion
kalium dan natrium
Gangguan perfusi
↓
jaringan
Lepas muatan listrik
↓
Kejang
↓
Berkurangnya koordinasi otot
↓
Resiko trauma fisik
1.
MENINGITIS PURULENTA
Ø
Gejala klinis
*
Demam tinggi
*
Nyeri kepala.
*
Kaku kuduk.
*
Kesadaran menurun
Ø
Pemeriksaan penunjang
*
Pemeriksaan darah.
-
Hb.
-
Leukosit.
-
LED (laju endap darah).
-
Kadar ureum.
|
-
Elektrolit.
-
Kulktur.
|
*
Cairan cerebrospinalis.
*
Pemeriksaan radiologis.
-
Foto kepala.
-
Foto dada.
Ø
Penatalaksanaan.
1.
Meningitis yang disebabkan pneumokok, meningokok,
ampisilin 12 – 18 gram IV.
2.
Meningitis yang disebabkan Haemophylus influenzae
kombinasiampisilin dan kloramfenicol IV.
3.
Meningitis yang disebabkan enterobacteriaeceae
cefotaksim 1 – 2 gram IV tiap 8 jam.
4.
Meningitis yang disebabkan staphylococcus aoreus
cefotaksim / seftriakson 6 – 12 gram IV.
2.
MENINGITIS TUBERCULOSA
Ø
Gejala klinis
*
Kaku kuduk.
*
Suhu badan naik turun.
*
Nadi sangat labil.
*
Hipertensi umum.
*
Abdomen tampak cekung.
Ø
Pemeriksaan penunjang
*
Pemeriksaan darah.
- Hb.
- Leukosit.
- LED.
*
Cairan otak.
*
Pemeriksaan radiologis.
-
Foto dada.
-
Foto kepala.
Ø
Penatalaksanaan
1.
Rejimen terapi : 2HRZE – 7RH.
a.
2 bulan pertama.
- INH : 1 x 400 mg/hari, oral.
- Rifampisin : 1 x 600 mg/hari, oral.
- Pirazinamid : 15 x 30 mg/hari, oral.
- Streptomisin : 15 mg/hari, oral.
b.
7 – 12 bulan berikutnya.
- INH : 1 x 400 mg/hari, oral.
- Rifampisin : 1 x 600 mg/hari, oral.
2.
Steroid.
Dexametason 10
mg bolus IV, kemudian 4 kali 5 mg IV selama 2 – 3 minggu selanjutnya turunkan
perlahan selama 1 bulan.
IV. KOMPLIKASI
-
Dapat terjadi cacat neurologik berupa paresis,
paralisis sampai dengan deserebrasi, hidrosifalus akibat sumbatan resorbsi
berkurang/ produksi berlebihan dari pada liquor serobrospinalis.
-
Anak juga dapat menjadi buta atau tuli dan
kadang-kadang timbul refardasi mental.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar